Aksi itu digelar lantaran DPP IPM ASTARA menemukan adanya anggaran yang terindikasi digelembungkan oleh kasat Pol PP pada APBD tahun 2023 diantaranya belanja pakaian Dinas Harian (PDH) Total Pagu: Rp.135.000.000, Belanja Jasa Tenaga Keamanan total pagu: Rp. 117.300.000, dan Belanja Pakaian Dinas Lapangan (PDL) Total Pagu kurang lebih sebesar: Rp. 187.500.000 di Satuan Polisi Pamong Praja Kab. Asahan.
Setelah tiba di kantor pol pp asahan pendemo juga disambut oleh sekretaris namun pendemo tak menghiraukan Budi Limbong.
Karena ditolak mahasiswa, Budi Limbong mengeluarkan kata kata yang membuat mahasiswa marah sehingga terjadi dorong dorongan antara mahasiswa dengan petugas pol PP.
Anda mau cari klarifikasi atau mau cari ribut kata sekretaris Budi Limbong kepada pendemo. Sontak pernyataan sekretariat tersebut membuat situasi memanas hingga terjadi dorong dorongan antara mahasiswa dengan petugas pol pp hingga sampai sore hari.
"Kami kecewa dengan dengan kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Asahan, masak sekretaris menyambut kami dengan bahasa yang tidak mencerminkan intelektual kata kata itu tak pantas kalian sampaikan."Teriak Nawawi Tandjung Koordinator Aksi.
Kalian catat kami pasti akan datang lagi menuntut bupati Asahan Segera mencopot Kasatpol PP Asahan karena tidak becus mengatur para anggotanya hingga terjadi kejadian seperti ini, ini adalah hal yang memalukan. ini juga telah mencoreng visi misi bapak bupati asahan ingat pak Minggu depan kami datang lagi dengan jumlah masa yang lebih banyak."Pungkas Nawawi Tandjung.
Sebelum membubarkan diri Ketua Umum IPM ASTARA, Muhammad Syafii mengucapkan Apresiasinya terhadap Polres Asahan.
"Saya mengucapakan Apresiasi kepada Satuan Intelkam Polres Asahan karena telah menemani dan mengawal aksi unjuk rasa pada hari ini sampai hujan hujanan dan kami akan membubarkan diri dengan tertib menuju ke sekretariat kami."ungkapnya.(MSI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar